Jika kita berjalan di suatu pantai dan meihat pohon-pohon yang hidup di pantai dengan akar yang kelihatan atau muncul dari dalarn pasir atau tanah maka tidak salah lagi pohon-pohon itu termasuk dalam tumbuhan mangrove (baca: mangrouv atau mengrouv)
Di Indonesia mangrouv biasa dikenal dengan nama bakau. Padahal sebenarnya nama bakau hanya ditujukan untuk marga Rhizophora. Sedangkan mangrove digunakan untuk segala tumbuhan yang hidup di daerah pantai atau muara sungai dengan lingkungan yang khas. Interaksi yang terjadi di dalam lingkungan yang khas tersebut membentuk suatu ekosistem yang disebut ekosistem mangrove.
Mengapa dikatakan lingkungan yang khas? Ekosistem ini berada dalam lingkungan perbatasan antara daratan dan lautan. Jadi dapat kita bayangkan dengan lingkungan demikian terjadi perubahan-perubahan setiap saat, seperti pasang-surut air laut, perubahan salinitas (kadar garam) dan lain-lain. Mangrove memiliki sistem pertahanan tubuh yang unik untuk dapat hidup dalam lingkungan demikian. Ia memiliki akar yang muncul di permukaan tanah, dimana pada seluruh permukaan akar tersebut selain berfungsi untuk menyerap makanan dari dalam tanah dan menyokong tubuhnya agar tetap tegak, ia digunakan pula untuk bernapas.
Mengapa kita harus melestarikan ekosistem mangrove? Ternyata ekosistem ini memiliki peranan yang sangat penting bagi manusia. Mangrove menghasilkan berbagai macam produk yang penting, seperti kayu bakar, arang, bahan baku untuk kertas, oba-obatan dan bahan bangunan.
Selain itu, berbagai jenis biota hidup di dalam ekosistem ini dan menjadi sumber bahan makanan bagi manusia, seperti kepiting, udang dan ikan. Kemampuan mangrove untuk mengikat tanah menjadikan ekosistem ini berfungsi untuk membentuk lahan atau memperluas areal daratan dan berfungsi sebagai pelindung pantai dari bahaya abrasi.
Sayangnya, akibat aktivitas manusia yang serakah, telah terjadi banyak pembabatan hutan mangrove. Umumnya pembabatan tersebut dilakukan untuk mengambil kayu-kayu sebanyak-banyaknya dan untuk menjadikan areal tersebut sebagai lahan tambak, pemukiman ataupun pertanian.
Sejak PPLH Puntondo berdiri dan berlokasi di Dusun Puntondo, telah sering dilakukan penanaman bakau di daerah tersebut. Kegiatan ini sudah banyak melibatkan baik dari instansi pemerintahan, intitusi pendidikan, maupun korporasi yang melibatkan masyarakat sekitar.
Tidak sulit untuk mendapatkan bibit bakau karena dapat diambil langsung dari Dusun Puntondo. Hanya sayangnya, jenis mangrove yang hidup umumnya hanya marga Rhizophora (bakau) sehingga selama ini hanya bibit bakau yang ditanam,
PPLH selalu melibatkan anak-anak Dusun Puntondo dalam penanaman bibit bakau. Dengan demikian diharapkan sudah tumbuh kesadaran pada diri anak-anak tersebut sejak dini akan kecintaan dan kelestarian bakau. Sebelum pelaksanaan kegiatan, biasanya kami membuat perjanjian dengan mereka untuk menentukan waktu penanaman. Dan ternyata mereka selalu tepat datang pada waktunya.
Ayo… .a ‘lamung bangko (tanam bakau). Anak-anak tersebut dengan penuh semangat mengambil bibit bakau yang sudah kami sediakan dan menanaminya di pantai bersama-sama. Mereka menggali pasir sedalam-dalamnya sampai bibit tersebut bisa ditanami dan dirasa cukup kuat tertancap sehingga walaupun ada ombak bibit tersebut tidak akan terlepas dan mati. Jika bibit tersebut belum memiliki akar, dapat digunakan bambu yang telah diruncingkan di bagian ujungnya untuk membuat lubang di pasir yang digunakan sebagai tempat penanaman bakau.
Setelah dilakukan penanaman, bibit-bibit tersebut harus tetap dikontrol. Bibit bakau yang telah tumbuh (sudah mempunyai cabang dan daun) bisa mati karena kehadiran tiram yang hidup di batang bakau. Jika dibiarkan saja, lama-kelamaan batang tersebut akan rapuh, kering dan akhirnya patah. Selain itu, keberadaan kambing cukup mengganggu pertumbuhan bakau. Jika air laut sedang surut, kambing-kambing tersebut dengan leluasa berjalan ke bakau-bakau tersebut dan memakan daun-daunnya.
Kegiatan penanaman bakau ini menjadi kegiatan rutin dari PPLH Puntondo. Untuk meningkatkan keanekaragaman mangrove di Dusun Puntondo, kami berencana untuk menanam jenis mangrove lainnya.