Sejarah Puntondo

 

Puntondo, sebuah dusun pesisir yang berada di tanjung yang menjorok ke Teluk Laikang yang dangkal. Bersama 6 dusun lainnya, Puntondo termasuk dalam Desa Laikang. Dusun ini memiliki populasi kira-kira 900 jiwa dan sebagian besar bertempat tinggal di rumah panggung. Penghasilan utama mereka berasal dari pertanian rumput laut dan perikanan. Dusun ini terkenal dengan produksi rumput lautnya dan hampir seluruh penduduknya terlibat di industri ini. Musim terbaik untuk menanam rumput laut adalah di musim penghujan (perkiraan dari bulan November hingga Maret). Hal ini terjadi karena pada musim ini terjadi perpaduan air asin dan air hujan yang paling baik.

Masyarakat Puntondo hidup damai di desa pesisir yang terpencil ini : mereka senang untuk bergotong royong mengerjakan pekerjaan mereka dan menikmati hasil dari laut yang berlimpah. Di tanjung ini sangat kaya akan ekosistem laut. Kita dapat menemukan mangrove, lamun, dan terumbu karang sekaligus.

Asal Kata Puntondo

Diperkirakan empat ratus tahun yang lalu, Raja Andi Makasaung Daeng Rilangi dari Kerajaan Gowa-Bone melakukan perjalanan ke selatan untuk memperluas kerajaannya. Raja kemudian berhenti di sebuah tempat untuk melepas rasa lelah. Tempat tersebut oleh Raja kemudian dinamai Pallaikang yang berarti tempat istirahat. Tempat ini kemudian menjadi Desa Laikang. Raja kemudian berjalan-jalan di sekitar pesisir dan melihat tanjung kecil yang disinggahi banyak burung. Raja kemudian menamakannya “Pulau Kondo” yang berarti pulau burung. Bertahun-tahun kemudian nama ini berubah menjadi Puntondo.

view