Kado Untuk Alam

Oleh: Beatrix Ada’

Kita mungkin tidak menyadari bahwa telah banyak diajar untuk melihat bumi sebagai pasar swalayan yang besar, tidak terbatas untuk digunakan. Tanaman, mineral, gas, air, dan hewan yang ada di sekitar kita, semuanya dilihat sebagai obyek yang mendukung kelangsungan hidup manusia. Kita telah melupakan tempat ini dalam susunan planet alamiah. Sebagai manusia yang menjadi satu-satunya makhluk yang mempunyai tingkat kesadaran tinggi, seyogyanya kita memelihara dan menjaga makhluk Iain, bukan memanipulasi dan merusaknya.

Betapa serakahnya manusia yang mendominasi kekayaan alam. Sering kita melihat pihak tertentu memanfaatkan alam secara bésar-besaran dengan menebang hutan, menggali mineral dan gas tanpa batas, memaksa hewan untuk tumbuh besar, tanpa mempedulikan makhluk lain yang akan merasakan dampaknya. Begitu banyak makhluk yang menderita karena ulah manusia yang menguasai alam ini, bahkan manusia sendiri juga menderita. Contoh dampak yang dapat dirasakan saat ini antara Iain BBM semakin sulit diperoleh sehingga mengakibatkan harganya melambung tinggi. Di daerah orang harus antri panjang hanya untuk mendapatkan dua liter bensin. Bukan hanya harga bahan bakar yang melambung harganya, tetapi barang yang lain juga naik. Akibatnya, yang pendapatannya rendah semakin menderita.

Nah.., apakah kita masih belum menyadarinya? Alam telah memberikan semua yang kita butuhkan, sebaliknya alam juga menuntut untuk dijaga dan dilestarikan. Janganlah kita hanya sebagai pemakai, namun juga harus bertanggung jawab atas kelangsungan alam ini. Siapa yang salah dalam hal ini? Sebelum menunjuk orang Iain, lihat dulu diri sendiri. Bagaimana sikap kita sehari-hari, mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali, apa yang kita lakukan?

Ketika kita menerima hadiah dari teman, orang tua, atau saudara, apakah kita berpikir untuk membalasnya? Atau, ketika kita diundang makan malam, apakah kita juga akan balik mengundang makan malam? Nah, apakah kita juga berpikir untuk membalas alam yang sudah memberikan makanan, udara, pakaian, gedung, air, dan pemandangan yang indah. Apakah kita juga menghargai dan berterima kasih untuk hadiah-hadiah yang diberikan oleh alam dengan murah hati itu?

Kita masih dapat memenuhi keinginan yang banyak dengan cara tetap menjaga dan memel ihara bumi ini agar tetap lestari. Ketika kita mendaur ulang berarti memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang berarti dan menciptakan lingkungan yang baik dan sehat. Ketika kita bersepeda gayung atau berjalan kaki berarti menghirup udara yang lebih bersih. Ketika kita menghemat energi berarti menghemat uang dan sumber daya bumi, dengan demikian ada cadangan lebih bagi kita dan anak cucu di masa yang akan datang. Ketika kita memelihara bumi berarti memelihara diri sendiri.

Ah. . . begitu pemurahnya alam, namun kita harus menyadari dan mengingat bahwa alam juga punya keterbatasan yang suatu saat akan bisa berkurang, bahkan akan habis.

(Tulisan ini pernah diterbitkan pada Buletin Puntondo No. 11/Oktober-Desember 2001)